Manajemen Risiko HIRADC

BELAJAR K3 INDONESIA
Safety Online Learning

Pendahuluan

HIRADC adalah sebuah cara atau metode untuk mengidentifikasi bahaya, menilai tingkat risiko dan menetapkan bentuk pengendalian risiko untuk menyusun tujuan dan target K3 yang akan dicapai.

Di dalam keseharian suatu proses produksi apapun pekerjaan yang dilakukan, ada kemungkinan pekerja mengalami kecelakaan kerja. Dalam hal ini setiap perusahaan harus memiliki seseorang yang ahli di bidang kesehatan dan keselamatan kerja (K3) untuk mencegah kcelakaan tersebut.

Manajemen Risiko HIRADC

Ahli Keselamatan Kerja ialah tenaga teknis berkeahlian khusus atau disebut juga HSE Officer yang mempunyai kewenangan dan kewajiban untuk melakukan kegiatan manajemen risiko, meliputi: identifikasi bahaya, melakukan penilaiaan terhadap risiko yang ada di tempat kerja. Identifikasi bahaya dan penilaian risiko ini dilakukan dengan metode HIRADC.

Pada topik ini akan kami bahas manajemen risiko melalui HIRADC dalam lingkup keselamatan dan kesehatan kerja dan perbedaannya dengan JSA (Job Safety Analysis), tujuan dilakukan identifikasi bahaya dan penilaian risiko dengan metode HIRADC.


Definisi HIRADC

Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya disingkat K3 adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja, bagaimana upaya tersebut dilakukan? maka diperlukan sebuah cara yaitu melalui identifikasi bahaya dan penilaian risiko atau yang disebut HIRADC sebagai langkah awal dalam menerapkan sistem manajemen K3.

HIRADC adalah kepanjangan dari Hazard Identification Risk Assessment and Determining Control yang merupakan metode untuk melakukan kegiatan identifikasi bahaya menilai risiko yang ditimbulkan dan menetapkan bentuk pengendalian dari risikonya.

Hasil dari penyusunan HIRADC ini untuk selanjutnya digunakan dalam penyusunan tujuan dan target K3 yang akan dicapai. Dan pada umumnya HIRADC itu merupakan Manajemen Risiko K3.


Tahapan HIRADC

  1. Identifikasi Bahaya (Hazard Identification)

identifikasi bahaya dilakukan untuk mengidentifikasi bahaya yang dihadapi para pekerja saat melakukan pekerjaan, pada semua kondisi, tempat kerja, peralatan dan semua ruang lingkup organisasi. Bahaya-bahaya ini harus ditemukan sebelum menyebabkan kecelakaan dan merugikan bagi pekerja maupun perusahaan. Identifikasi bahaya dilakukan dengan melakukan wawancara, pengamatan, dan melihat riwayat data.

  1. Penilaian Risiko (Risk Assessment)
Manajemen Risiko HIRADC

Tahapan ini dilakukan setelah menemukan potensi bahaya dari tahap identifikasi bahaya untuk ditentukan risk level dari bahaya tersebut. Penentuan tingkat risiko ini dibedakan menjadi kecil, sedang, besar, dan dapat diabaikan. Hasil identifikasi dan penilaian risiko kemudian dimasukkan ke dalam matriks penilaian. Matriks penilaiannya bisa berdasarkan standar acuan yang ada.

  1. Penetapan Bentuk Pengendalian (Determining Control)

Pengendalian ini dilakukan dari risiko yang levelnya paling tinggi. Pengendalian risiko ini dilakukan dengan mengurangi kemungkinan (reduce likelihood) dan mengurangi tingkat keparahan (reduce sequence). Pengendalian juga dapat dilakukan dengan mengalihkan risiko seluruhnya atau sebagian (risk transfer) atau menghindar dari risiko (risk avoid). Pengendalian risiko dilakukan berdasarkan hirarki kontrol, yaitu eliminasi, substitusi, engineering control, administrative control, dan APD. Untuk bahaya yang tingkat keparahannya moderate, high, dan extremely high harus dilakukan tindakan lebih lanjut.


Perbedaan HIRADC dan JSA

HIRADC adalah metode untuk mengidentifikasi bahaya yang dapat ditimbulkan dari setiap pekerjaan dalam sebuah organisasi yang kemudian dilakukan penilaian risiko dan pengendalian terhadap risiko tersebut.

Manajemen Risiko HIRADC

Sedangkan JSA merupakan singkatan dari job safety analysis atau analisa pekerjaan berwawasan K3 adalah dokumen yang memberikan pedoman untuk mengidentifikasi secara jelas bahaya-bahaya potensi insiden yang berkaitan dengan setiap langkah pekerjaan, memberikan solusi untuk menghilangkan bahaya tersebut, dan atau mengurangi risiko bahayanya.

JSA pada umumnya harus diterapkan untuk pekerjaan yang mempunyai nilai risiko tinggi, sedangkan HIRADC harus diterapkan pada semua kegiatan/ pekerjaan dengan maksud dapat menilai tingkat risikonya setelah itu dikendalikan sampai batas yang bisa diterima (acceptable risk).

Lebih jelasnya perbedaan HIRADC dan JSA sebagai berikut:

  1. HIRADC
Manajemen Risiko HIRADC
  1. JSA
  • Obyek yang dinilai adalah langkah-langkah dari sebelum dimulai pekerjaan hingga pekerjaan selesai.
  • Subyek yang dinilai adalah pekerja (person).
  • Langkah pengendalian bahaya sifatnya ke personal yang melakukan pekerjaan.
  • JSA berfokus pada pengendalian bahaya dengan APD dan alat keselamatan.
  • JSA berfokus juga pada unsafe act (kegiatan tidak aman).

Kesimpulan

Dalam penerapan sistem manajemen K3, metode HIRADC dan penerapan JSA harus dimiliki oleh organisasi yang bertujuan untuk meminimalkan dan atau menghilangkan risiko dari bahaya yan timbul agar tujuan dan target nihil kecelakaan kerja tercapai.




Info Pelatihan
× WhatsApp Call/Chat WhatsApp Call/Chat