Training Dan Sertifikasi
Pengawas Operasional Pertama (POP) Pertambangan Standar BNSP

Lihat jadwal Silabus lengkap
100% dibimbing sampai lulus

Outline

Training Pengawas Operasional Pertama (POP) Pertambangan ini dimaksudkan untuk membentuk Sumber Daya Manusia yang kompeten dalam melakukan pengawasan pekerjaan pertambangan. Seorang Pengawas Operasional Pertama (POP) Pertambangan yang telah memiliki kompetensi meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja pasti mampu memberikan jaminan keselamatan dan kesehatan kerja di industri pertambangan.

Belajar K3 Indonesia bekerjasama dengan LSP yang telah mendapatkan lisensi BNSP siap berkontribusi bagi perusahaan Anda untuk meningkatkan kompetensi team Anda di bidang keselamatan pertambangan serta membantu dalam mempersiapkan diri mengikuti Uji Kompetensi sebagai Pengawas Operasional Pertama (POP) Pertambangan sertifikasi BNSP.



Tujuan Dan Target Pelatihan

Training Dan Sertifikasi Pengawas Operasional Pertama (POP) Pertambangan Standar BNSP

Apa yang Anda dapatkan setelah mengikuti pelatihan ini adalah sebagai berikut:

  1. Mampu memahami peraturan perudangan K3 industri pertambangan;
  2. Mengerti dan memahami kewenangan dan kewajiban seorang Pengawas Operasional Pertama (POP) Pertambangan;
  3. Mengerti dan memahami syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja industri pertambangan;
  4. Mampu membuat dan menerapkan standar operasional prosedur (SOP) K3 industri pertambangan;
  5. Peserta akan dibimbing untuk membuat portofolio, mengikuti pra assessment, ujian tulis dan ujian wawancara sampai mendapatkan Sertifikat Kompeten sebagai Pengawas Operasional Pertama (POP) Pertambangan standar BNSP.


Skema Kompetensi Pengawas Operasional Pertama (POP) Pertambangan sertifikasi BNSP

Training Dan Sertifikasi Pengawas Operasional Pertama (POP) Pertambangan Standar BNSP

Daftar Unit Kompetensi

  1. Melaksanakan Peraturan Perundang–undangan terkait Keselamatan Pertambangan.
  2. Melaksanakan Tugas dan Tanggung Jawab Keselamatan Pertambangan pada Area yang Menjadi Tanggung Jawabnya.
  3. Melaksanakan Pertemuan Keselamatan Pertambangan Terencana.
  4. Melaksanakan Investigasi Kecelakaan.
  5. Melaksanakan Identifikasi Bahaya dan Pengendalian Resiko.
  6. Melaksanakan Peraturan Perundang–undangan terkait Perlindungan Lingkungan.
  7. Melaksanakan Inspeksi.
  8. Melaksanakan Analisis Keselamatan Pekerjaan.


Persyaratan Peserta

  1. Foto copy KTP dan foto berwarna 3x4 (latar merah);
  2. Jenjang pendidikan:
    • SMA atau sederajat berpengalaman minimal 10 (sepuluh) tahun di pertambangan mineral dan/atau batubara untuk area kerja tertentu;
    • Sarjana Muda/D3 berpengalaman di pertambangan mineral dan/atau batubara minimal 3 (tiga) tahun, atau;
    • S1/S2/S3 berpengalaman di pertambangan mineral dan/atau batubara minimal 1 (satu) tahun
  3. Daftar Riwayat Hidup (Curiculum Vitae);
  4. Surat Keterangan/Rekomendasi dari perusahaan;
  5. Uraian Pekerjaan (Job Desription);
  6. Portofolio/ bukti-bukti unjuk kerja: laporan kerja weekly atau monthly, SOP Manajemen Risiko Pertambangan, Foto-foto kegiatan operasional pertambangan, Checklist Inspeksi K3, JSA, Working Permit (akan dibantu melengkapinya sesuai SKKNI).


Jadwal Pelatihan

Pelatihan ini diselenggarakan secara online di media/situs resmi https://belajark3.com melalui vitur zoom, dengan jadwal sesuai dengan pencapaian kuota peserta (2 peserta langsung running kelas).

Jadwal lengkap



Pengawas Operasional Pertama (POP)

Metode Pelatihan

Pengawas Operasional Pertama (POP)

Pelatihan yang diselenggarakan oleh lembaga Belajar K3 Indonesia adalah pelatihan yang berkualitas dengan metode pelatihannya sesuai dengan silabus SKKNI.

Selengkapnya



Investasi/Biaya Pelatihan

  1. Skema Kompetensi Pengawas Operasional Pertama (POP) Pertambangan BNSP, biaya:
    Rp 6.500.000 (Enam Juta Lima Ratus Ribu Rupiah) per peserta;
  2. Mendaftar 2 peserta Diskon potongan harga sebesar:
    Rp 500.000 (Lima Ratus Ribu Rupiah) per peserta.
  3. Diskon khusus bagi 5 pendaftar pertama.

Apa yang Anda dapatkan

  • Sertifikat Kompetensi POP Pertambangan yang diterbitkan oleh BNSP;
  • Souvener T-Shirt Belajar K3 Indonesia;
  • Dokumen lengkap Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan (Manual, Prosedur, SOP dan Formulir Penerapan).
  • Jejaring komunitas WA Grup Belajar K3 Indonesia.


Pengajar

Pengawas Operasional Pertama (POP)

Pelatihan ini dipandu dan dibimbing langsung oleh:

  1. Pejabat Pengawas K3 dari Dinas Ketenagakerjaan yang ditunjuk sebagai Narasumber;
  2. Team Pengajar Belajar K3 Indonesia yang telah berpengalaman dibidangnya, sehingga akan menambah wawasan dan cakrawala pengetahuan peserta.

Team Pengajar kami akan mendampingi peserta sampai dinyatakan lulus dan mendapatkan sertifikat kompetensi dari BNSP.



Program Promo

Dapatkan diskon khusus bagi Anda untuk mengikuti pelatihan dan uji kompetensi sebagai Pengawas Operasional Pertama (POP) Pertambangan standar BNSP bersama lembaga kami. Segera hubungi petugas admin kami:

105  

Kami memberikan yang terbaik untuk perusahaan Anda, jangan ragu bergabung dengan kami, belajar bersama di

Belajar K3 Indonesia

More learning visit our home


Info Pelatihan
× WhatsApp Call/Chat WhatsApp Call/Chat
×
BELAJAR K3 INDONESIA
Safety Online Learning
Kami siap membantu kebutuhan pelatihan Anda.

Silabus Lengkap

Skema kompetensi Pengawas Operasional Pertama (POP) Pertambangan Sertifikasi BNSP


UNIT KOMPETENSI-1
  • Melaksanakan Peraturan Perundang–undangan terkait Keselamatan Pertambangan
KODE UNIT: PMB.PO02.001.01
ELEMEN KOMPETENSI
  1. Menerapkan peraturan perundang-undangan tentang keselamatan pertambangan khususnya yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawabnya
  2. Menerapkan dasar-dasar keselamatan pertambangan
KRITERIA UNJUK KERJA:
  1. Ketentuan terkait keselamatan pertambangan di area yang menjadi tanggung jawabnya dijelaskan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
  2. Kewajiban Pengawas Operasional dijelaskan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
  3. Upaya-upaya yang diperlukan dalam penerapan kewajiban Pengawas Operasional dijelaskan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
  4. Ketentuan terkait keselamatan pertambangan di area yang menjadi tanggung jawabnya dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
  5. Filosofi dasar keselamatan pertambangan dijelaskan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
  6. Kriteria kecelakaan tambang dijelaskan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
  7. Penggolongan cidera dijelaskan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
  8. Statistik kecelakaan tambang dijelaskan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
  9. Penyebab langsung kecelakaan dijelaskan sesuai dengan teori analisis penyebab kecelakaan.
  10. Biaya kecelakaan dijelaskan sesuai dengan kriteria.
  11. Tata gerha (housekeeping) yang ada di lingkungan kerjanya dijelaskan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
  12. Alat pelindung diri yang wajib digunakan di lingkungan kerjanya dijelaskan sesuai dengan potensi bahaya.
  13. Penggolongan api dijelaskan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
  14. Terjadinya api dijelaskan sesuai dengan teori.
  15. Jenis-jenis alat deteksi api dijelaskan sesuai dengan perkembangan teknologi.
  16. Klasifikasi pemadam api dijelaskan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
  17. Tindakan yang harus dilakukan jika terjadi kebakaran dijelaskan sesuai dengan prosedur penanganan keadaan darurat.
  18. Laporan mengenai terjadinya kebakaran dijelaskan sesuai dengan prosedur pelaporan keadaan darurat.
  19. Prinsip pembinaan keselamatan dijelaskan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
  20. Prinsip-prinsip pertolongan pertama pada kecelakaan (first aid) dijelaskan sesuai dengan teori penanganan kecelakaan.
  21. Izin kerja khusus (work permit) dijelaskan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
  22. Tata gerha (housekeeping) yang ada di lingkungan kerjanya dilaksanakan sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP).
  23. Bentuk pembinaan keselamatan pertambangan yang ada di lingkungan kerjanya dijelaskan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.


UNIT KOMPETENSI-2
  • Melaksanakan Tugas dan Tanggung Jawab Keselamatan Pertambangan pada Area yang Menjadi Tanggung Jawabnya
KODE UNIT: PMB.PO02.002.01
ELEMEN KOMPETENSI
  1. Melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya mengenai keselamatan pertambangan
  2. Mengukur pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya pada area yang menjadi tanggung jawabnya
KRITERIA UNJUK KERJA:
  1. Tugas dan tanggung jawab terhadap keselamatan pertambangan yang ada di area kerjanya dijelaskan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
  2. Fungsi dan peran sebagai pengawas operasional dijelaskan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
  3. Parameter pengukuran dijelaskan sesuai dengan standar perusahaan.
  4. Realisasi pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dibandingkan dengan parameter pengukuran.


UNIT KOMPETENSI-3
  • Melaksanakan Pertemuan Keselamatan Pertambangan Terencana
KODE UNIT: M.712035.001.01
ELEMEN KOMPETENSI
  1. Menyiapkan pertemuan keselamatan pertambangan terencana
  2. Melaksanakan pertemuan keselamatan pertambangan terencana
  3. Mengevaluasi proses pelaksanaan pertemuan keselamatan pertambangan terencana
  4. Menindaklanjuti hasil pelaksanaan pertemuan keselamatan pertambangan terencana
KRITERIA UNJUK KERJA:
  1. Rencana pertemuan keselamatan pertambangan (safety meeting) dibuat sesuai dengan kondisi aktual.
  2. Topik pertemuan keselamatan pertambangan ditentukan sesuai dengan kebutuhan.
  3. Peserta pertemuan keselamatan pertambangan ditentukan sesuai dengan topik.
  4. Materi pertemuan keselamatan pertambangan ditentukan sesuai dengan topik.
  5. Alat penunjang pertemuan keselamatan pertambangan disiapkan sesuai dengan topik.
  6. Metode presentasi ditentukan sesuai dengan topik.
  7. Urutan pelaksanaan disiapkan sesuai dengan topik.
  8. Prinsip pertemuan keselamatan pertambangan diterapkan sesuai dengan rencana yang telah disusun.
  9. Tahapan pelaksanaan pertemuan keselamatan pertambangan dilakukan sesuai dengan rencana.
  10. Topik pertemuan keselamatan pertambangan dijelaskan sesuai dengan rencana.
  11. Materi pertemuan keselamatan pertambangan digunakan sesuai dengan topik.
  12. Kesimpulan dibuat sesuai dengan hasil pertemuan keselamatan pertambangan.
  13. Pembahasan dievaluasi sesuai dengan topik yang sudah ditentukan.
  14. Penggunaan alat bantu dan fasilitas ruangan dievaluasi sesuai dengan rencana.
  15. Penggunaan waktu tiap urutan kegiatan dievaluasi sesuai dengan rencana.
  16. Tenggat waktu tindak lanjut ditentukan sesuai dengan rencana.
  17. Penanggung jawab tindak lanjut ditentukan sesuai dengan tugas masing-masing departemen.
  18. Kesimpulan pertemuan didistribusikan kepada semua peserta rapat sesuai dengan daftar hadir.
  19. Laporan pertemuan keselamatan pertambangan dibuat sesuai dengan hasil pelaksanaan.
  20. Hasil pelaksanaan tindak lanjut dievaluasi sesuai dengan kesimpulan.
  21. Hasil pertemuan keselamatan pertambangan didokumentasikan sesuai dengan prosedur perusahaan.
  22. Hasil tindak lanjut pertemuan keselamatan pertambangan didokumentasikan sesuai dengan prosedur perusahaan.


UNIT KOMPETENSI-4
  • Melaksanakan Investigasi Kecelakaan
KODE UNIT: PMB.PO02.004.01
ELEMEN KOMPETENSI
  1. Mempersiapkan investigasi kecelakaan
  2. Melakukan pemeriksaan lokasi kecelakaan
  3. Melakukan wawancara terhadap saksi
  4. Mengumpulkan data peralatan dan/atau pendukung lainnya
  5. Menganalisa data kecelakaan
  6. Menyimpulkan status kecelakaan tambang
  7. Menyimpulkan penyebab kecelakaan
  8. Membuat rekomendasi tindakan perbaikan
  9. Membuat laporan investigasi kecelakaan tambang
KRITERIA UNJUK KERJA:
  1. Peralatan investigasi disiapkan sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP).
  2. Kriteria kecelakaan tambang dijelaskan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
  3. Prinsip penentuan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kecelakaan dijelaskan sesuai dengan identifikasi bahaya dan penilaian risiko.
  4. Prinsip-prinsip teori penyebab langsung kecelakaan diterapkan sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP).
  5. Kriteria penentuan/penunjukan korban dan saksi dibuat sesuai dengan keterangan singkat kecelakaan.
  6. Korban dan saksi ditentukan sesuai dengan keterangan singkat kecelakaan.
  7. Data cidera korban ditentukan sesuai dengan keterangan dokter.
  8. Prinsip pengendalian kecelakaan dijelaskan (prakontak, kontak, pascakontak) sesuai dengan rencana.
  9. Prosedur pengamanan lokasi kecelakaan dibuat sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP).
  10. Metode pengumpulan data/bukti kecelakaan diterapkan sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP).
  11. Fakta-fakta di lokasi kecelakaan dicatat sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP).
  12. Gambar denah lokasi kecelakaan (alat, korban, dan saksi) dibuat sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP).
  13. Hasil pengumpulan data di lokasi kecelakaan didokumentasikan sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP).
  14. Maksud dan tujuan wawancara disampaikan sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP).
  15. Teknik wawancara terhadap saksi kecelakaan diterapkan sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP).
  16. Hasil wawancara didokumentasikan sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP).
  17. Data peralatan (hasil pengujian peralatan) dikumpulkan sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP).
  18. Data pendukung dikumpulkan sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP).
  19. Data pendukung yang terkumpul dipisahkan berdasarkan keterkaitannya dengan kecelakaan sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP).
  20. Data kecelakaan dianalisis sesuai dengan teori analisis penyebab terjadinya kecelakaan.
  21. Jenis cedera ditentukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
  22. Status kecelakaan ditentukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
  23. Penyebab langsung kecelakaan ditentukan sesuai dengan teori analisis penyebab terjadinya kecelakaan.
  24. Penyebab dasar kecelakaan yang mencakup kurang kendali manajemen ditentukan sesuai dengan teori analisis penyebab terjadinya kecelakaan.
  25. Perbaikan terhadap penyebab langsung ditentukan sesuai dengan kesimpulan penyebab kecelakaan dan peraturanperundang-undangan.
  26. Perbaikan terhadap penyebab dasar termasuk kurang kendali manajemen ditentukan sesuai dengan kesimpulan penyebab kecelakaan dan peraturanperundang-undangan.
  27. Format laporan investigasi kecelakaan tambang dijelaskan sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP).
  28. Laporan hasil investigasi kecelakaan tambang dibuat sesuai dengan format laporan investigasi.


UNIT KOMPETENSI-5
  • Melaksanakan Identifikasi Bahaya dan Pengendalian Resiko
KODE UNIT: PMB.PO02.005.01
ELEMEN KOMPETENSI
  1. Mengidentifikasi potensi-potensi bahaya pada kegiatan pertambangan mineral dan batubara
  2. Melakukan penilaian risiko pada kegiatan pertambangan mineral dan batubara
  3. Melakukan klasifikasi bahaya dan risiko berdasarkan nilai risiko
  4. Melakukan pengendalian risiko pada kegiatan pertambangan mineral dan batubara
KRITERIA UNJUK KERJA:
  1. Pengertian bahaya dijelaskan sesuai dengan teori identifikasi bahaya.
  2. Pengertian risiko dijelaskan sesuai dengan teori identifikasi bahaya.
  3. Bahaya-bahaya keselamatan diidentifikasi sesuai dengan teori identifikasi bahaya dan pengendalian risiko.
  4. Bahaya-bahaya kesehatan diidentifikasi sesuai dengan teori identifikasi bahaya dan pengendalian risiko.
  5. Potensi-potensi bahaya di lingkungan kerjanya diidentifikasi sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP).
  6. Pengertian kekerapan/keseringan dijelaskan sesuai dengan teori penilaian risiko.
  7. Pengertian tingkat keparahan dijelaskan sesuai dengan teori penilaian risiko.
  8. Pengertian tingkat kemungkinan dijelaskan sesuai dengan teori penilaian risiko.
  9. Nilai risiko dihitung sesuai dengan teori penilaian risiko.
  10. Risiko sisa dan risiko yang bisa diterima dijelaskan sesuai dengan teori penilaian risiko.
  11. Jenis bahaya dan tingkatan risiko ditentukan sesuai dengan hasil penilaian risiko.
  12. Bahaya dan risiko yang akan diprioritaskan pengendaliannya ditentukan sesuai dengan hasil penilaian risiko.
  13. Hierarki pengendalian risiko dijelaskan sesuai dengan teori pengendalian risiko.
  14. Pengendalian risiko ditentukan sesuai dengan hierarki pengendalian risiko.


UNIT KOMPETENSI-6
  • Melaksanakan Peraturan Perundang–undangan terkait Perlindungan Lingkungan
KODE UNIT: PMB.PO02.006.01
ELEMEN KOMPETENSI
  1. Melaksanakan peraturan perlindungan lingkungan pertambangan di area lingkungan kerjanya
  2. Mengidentifikasi potensi dampak terhadap lingkungan hidup di area kerjanya
  3. Melakukan pengelolaan limbah di area kerjanya
KRITERIA UNJUK KERJA:
  1. Peraturan perundang-undangan tentang perlindungan lingkungan pertambangan dijelaskan sesuai dengan hierarki peraturan perundang-undangan.
  2. Ketentuan-ketentuan terkait perlindungan lingkungan pertambangan di area kerjanya diterapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
  3. Identifikasi potensi dampak terhadap lingkungan hidup akibat kegiatan pertambangan dilakukan sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP).
  4. Identifikasi kegiatan-kegiatan dalam pertambangan yang dapat menghasilkan limbah dilakukan sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP).
  5. Jenis limbah yang dihasilkan dari kegiatan pertambangan diidentifikasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
  6. Pengelolaan limbah yang dihasilkan dari kegiatan pertambangan dijelaskan sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP).
  7. Pengelolaan limbah yang dihasilkan dari kegiatan pertambangan di area kerjanya direncanakan sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP).
  8. Pengelolaan limbah yang dihasilkan dari kegiatan pertambangan di area kerjanya dilaksanakan sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP).
  9. Pengelolaan limbah yang dihasilkan dari kegiatan pertambangan di area kerjanya dipantau sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP).
  10. Pengelolaan limbah yang dihasilkan dari kegiatan pertambangan di area kerjanya dievaluasi sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP).
  11. Pengelolaan limbah yang dihasilkan dari kegiatan pertambangan di area kerjanya dilaporkan sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP).


UNIT KOMPETENSI-7
  • Melaksanakan Inspeksi
KODE UNIT: PMB.PO02.007.01
ELEMEN KOMPETENSI
  1. Mempersiapkan inspeksi
  2. Melakukan inspeksi
  3. Membuat laporan inspeksi
  4. Pemantauan tindak lanjut hasil inspeksi
KRITERIA UNJUK KERJA:
  1. Tujuan inspeksi dijelaskan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
  2. Kemungkinan Tindakan Tidak Aman di area kerjanya dijelaskan sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP).
  3. Kemungkinan Kondisi Tidak Aman di area kerjanya dijelaskan sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP).
  4. Peralatan inspeksi disiapkan sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP).
  5. Jadwal inspeksi ditentukan sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP).
  6. Tempat/objek inspeksi ditentukan sesuai dengan profil risiko perusahaan.
  7. Daftar periksa/checklist disiapkan sesuai dengan objek inspeksi.
  8. Metode inspeksi Pengamatan Total dijelaskan sesuai dengan teori inspeksi.
  9. Metode inspeksi Siklus Pengamatan dijelaskan sesuai dengan teori inspeksi.
  10. Objek inspeksi dijelaskan sesuai dengan teori inspeksi.
  11. Metode inspeksi diterapkan sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP).
  12. Tindakan Tidak Aman diidentifikasi sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP).
  13. Kondisi Tidak Aman diidentifikasi sesuai dengan daftar periksa/checklist.
  14. Tindakan Tidak Aman dan Kondisi Tidak Aman diklasifikasi sesuai dengan profil risiko.
  15. Tindakan Tidak Aman dan Kondisi Tidak Aman yang membutuhkan penanganan segera ditentukan sesuai dengan profil risiko.
  16. Prioritas pengendalian ditentukan sesuai dengan profil risiko.
  17. Tindakan perbaikan dilakukan sesuai dengan klasifikasi bahaya.
  18. Laporan inspeksi dibuat sesuai dengan format yang sudah ditentukan oleh perusahaan.
  19. Urutan temuan disesuaikan dengan klasifikasi bahaya.
  20. Temuan yang selalu berulang diberi tanda khusus sesuai dengan format yang sudah ditentukan oleh perusahaan.
  21. Penanggung jawab untuk menindaklanjuti temuan inspeksi ditentukan sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP).
  22. Progres tindaklanjut secara berkala ditinjau dilapangan sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP).
  23. Pertemuan secara berkala dalam rangka evaluasi tindak lanjut dilakukan sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP).
  24. Hambatan-hambatan yang dihadapi pada saat proses tindak lanjut segera diselesaikan sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP).


UNIT KOMPETENSI-8
  • Melaksanakan Analisis Keselamatan Pekerjaan
KODE UNIT: PMB.PO02.008.01
ELEMEN KOMPETENSI
  1. Menginventarisasi tugas-tugas yang belum mempunyai analisis keselamatan pekerjaan
  2. Menentukan metode analisis keselamatan pekerjaan
  3. Menentukan pekerjaan yang akan dianalisis
  4. Menguraikan langkah pekerjaan
  5. Mengidentifikasi potensi bahaya
  6. Menentukan tindakan pencegahan/pengendalian
KRITERIA UNJUK KERJA:
  1. Tugas baru didaftarkan sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP).
  2. Tugas-tugas yang belum memiliki analisis keselamatan didaftarkan sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP).
  3. Analisis keselamatan pekerjaan dengan metode observasi dan diskusi dijelaskan sesuai dengan teori analisis keselamatan pekerjaan.
  4. Analisis keselamatan pekerjaan dengan metode diskusi dijelaskan sesuai dengan teori analisis keselamatan pekerjaan.
  5. Faktor kekerapan (frequency) dijelaskan sesuai dengan teori penilaian risiko.
  6. Faktor keparahan (severity) dijelaskan sesuai dengan teori penilaian risiko.
  7. Faktor kemungkinan (probability) dijelaskan sesuai dengan teori penilaian risiko.
  8. Faktor tugas baru dipertimbangkan dalam rangka menentukan prioritas sesuai dengan teori penilaian risiko.
  9. Prioritas pekerjaan yang akan dianalisis keselamatannya ditentukan berdasarkan faktor kekerapan, keparahan, kemungkinan, dan tugas baru.
  10. Langkah-langkah yang signifikan diidentifikasi sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP).
  11. Langkah-langkah yang signifikan diurutkan sesuai dengan urutan pelaksanaan pekerjaan.
  12. Potensi bahaya untuk setiap uraian langkah diidentifikasi sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP).
  13. Potensi bahaya untuk setiap uraian langkah diurutkan sesuai dengan nilai risiko.
  14. Tindakan pencegahan untuk setiap potensi bahaya ditentukan.
  15. Tindakan pencegahan untuk setiap potensi bahaya diurutkan sesuai dengan hierarki pengendalian risiko.